Tidak Sehat, Bolehkah Donor Darah? | lintas86.com

Tidak Sehat, Bolehkah Donor Darah?



Untuk bisa mendonorkan darah, disarankan anda dalam keadaan sehat.

Untuk bisa mendonorkan darah, disarankan anda dalam keadaan sehat. Akan tetapi, ada kondisi medis tertentu yang perlu diperhatikan sebelum anda menjadi donor darah. Konsumsi obat-obat tertentu juga perlu perhatian khusus sebelum donor darah. 

Semua itu bukan berarti menghalangi anda dari menjadi donor darah, namun ada kondisi khusus yang perlu dipatuhi.

Artikel berikut akan mencoba memaparkan kondisi medis apa saja yang mempengaruhi donor darah, dan kapan anda dapat mendonorkan darah anda.

1. Depresi

Penderita depresi yang sedang dalam pengobatan disarankan untuk tidak mendonorkan darahnya. Alasannya adalah pengobatan yang mengatur alam perasaan atau psikis dapat mengacaukan keputusan sang pendonor pada saat mengisi atau menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait status kesehatan. 

Penyakit depresi berat pun dapat mengacaukan proses pembuatan keputusan dan pernyataan status kesehatan tersebut juga. 

Orang-orang ini disarankan untuk mendonorkan darahnya pada saat mereka sudah terobati dan tidak lagi memerlukan untuk kontrol kembali ke klinik.

2. Hiperkolesterolemia (kadar kolesterol tinggi)

Jika anda meminum obat penurun kadar kolesterol, misalnya statin, tapi anda tidak mempunyai penyakit jantung atau pembuluh darah, anda masih dapat mendonorkan darah.

3. Diabetes

Jika anda mengidap diabetes mellitus ringan dan tidak memerlukan pengobatan baik minum maupun suntik insulin untuk mengontol diabetes, bisa hanya terkontrol melalui diet dan perubahan gaya hidup, anda masih dapat mendonorkan darah.

4.Penyakit Autoimun

Pengidap penyakit autoimun seperti tiroid, ankylosing spondylitis, tidak disarankan untuk mendonorkan darah. Hal ini disebabkan ada resiko (walaupun kecil) untuk mengganggu sistem kekebalan tubuh atau menularkan penyakit tersebut ke orang yang menerima donasi darah dari penderita penyakit autoimun.

5. Defisiensi enzim G6PD

Penderita defisiensi enzim Glucose-6-Phosphate Dehydrogenase dapat mendonorkan darahnya. Akan tetapi disarankan agar donasi yang dilakukan adalah donasi plasma/platelet, bukan whole blood. 

Hal ini disebabkan enzim G6PD mempengaruhi sel darah merah sehingga lebih rentan terhadap stress biokimia. Sehingga, sel darah merah tersebut mudah terpengaruh apabila terpapar dengan obat atau infeksi akut. Defisiensi G6PD adalah penyakit darah yang diturunkan.

6. Epilepsy

Penderita epilepsy yang ingin mendonorkan darah harus bebas kejang dan tidak membutuhkan pengobatan anti-epilepsi selama sekurang-kurangnya 3 tahun. Sedangkan mereka yang masih mengalami kejang berulang dan membutuhkan obat untuk mengkontrolnya tidak boleh mendonorkan darah. 

Hal ini disebabkan proses pendonorkan darah dapat meningkatkan resiko untuk mengalami kejang. Resiko ini bahkan lebih tinggi pada mereka yang meminum obat anti-epilepsi.

7.Gout / hiperuricemia (kadar asam urat tinggi)

Pendonor yang mempunyai kadar asam urat tinggi dapat mendonorkan darahnya. Mereka yang meminum obat untuk menurunkan kadar asam urat (seperti allopurinol) juga dapat mendonorkan darahnya. 

Akan tetapi, orang dengan kadar asam urat tinggi yang baru-baru ini mengalami serangan gout tidak boleh mendonorkan darahnya setidaknya 2 minggu setelah episode serangan akut mereda secara klinis.

8. Hipertensi

Jika anda memiliki hipertensi esensial tetapi tidak memerlukan obat-obatan untuk mengontrolnya, dan tekanan darah anda masih masuk dalam batas yang dapat diterima saat hari pendonoran, maka anda dapat mendonorkan darah anda. 

Donor yang membutuhkan obat anti-hipertensi tidak boleh mendonorkan darahnya.

 9.Thalassemia

Penderita thalassemia minor biasanya sehat dan tidak mengalami gejala apa pun. Mereka masih dapat mendonorkan darah apa bila kadar haemoglobin mereka mencapai 12.5 g/dl. Tetapi pendonor dengan thalassemia minor ini dianjurkan untuk hanya mendonorkan plasma / platelet, bukan whole blood. 

Hal ini disebabkan sel darah merah pengidap thalassemia minor lebih rapuh dan dapat rusak dengan mudah. Sumsum tulang pendonor dengan thalassemia selalu berusaha keras untuk mengkompensasikan penghancuran sel darah merah tersebut, sehingga mendonorkan whole blood akan membuat sumsum tulang semakin mereka kelelahan bekerja keras.

10.Tiroid

Tergantung dari jenis tiroidnya, ada yang dapat mendonorkan namun ada juga yang tidak dapat. Pendonor dengan riwayat atau sedang mengidap penyakit tiroid karena proses penyakit autoimun tidak boleh untuk mendonorkan darahnya. 

Seperti keterangan untuk pengidap penyakit autoimun diatas, alasan tidak boleh mendonorkan darah adalah karena penyakit autoimun tersebut. 

Pasien dengan kanker tiroid juga tidak boleh untuk mendonorkan darahnya. 

Jika penyakit tiroid mereka tidak karena penyakit autoimun, mereka dapat mendonorkan darahnya setelah kadar tiroid mereka normal dan tidak sedang meminum obat anti-tiroid.

11. Ankylosing Spondilitis

Penyakit ankylosing spondylitis adalah kelainan autoimun yang menyerang tulang belakang. Seperti keterangan untuk pengidap penyakit autoimun diatas, alasan tidak boleh mendonorkan darah adalah karena penyakit autoimun tersebut. 

Hal ini disebabkan ada resiko (walaupun kecil) untuk mengganggu sistem kekebalan tubuh atau menularkan penyakit tersebut ke orang yang menerima donasi darah dari penderita penyakit autoimun.

12. Hepatitis B atau C

Jika anda pernah mengidap hepatitis B atau C, atau anda pernah kontak dengan orang yang mengidap hepatitis C, anda tidak boleh mendonorkan darah anda. Jika anda pernah kontak dengan orang yang mengidap hepatitis B dan ingin mendonorkan darah anda, maka anda harus: menunggu setidaknya 12 bulan dari waktu kontak, menerima vaksin lengkap hepatitis B, dan mempunyai bukti respon antibodi hepatitis B (50iu/ml) dalam kurun waktu 5 tahun sebelum tanggal donor darah.

13. Malaria

Jika anda pernah menderita malaria atau baru saja berpergian dari daerah endemik malaria, maka anda tidak boleh mendonorkan darah anda untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. 

Hal ini disebabkan parasit malaria mungkin akan tetap berada di aliran darah anda walaupun dalam jumlah yang sangat kecil. 

Walaupun parasit ini tidak memberikan gejala apa pun pada anda, namun penerima donor darah anda dapat menderita malaria setelah menerima darah anda.

14. Hamil atau Menyusui

Anda disarankan untuk tidak mendonorkan darah anda pada saat sedang hamil, atau saat 6 minggu setelah melahirkan atau aborsi. Jika kelahiran dilakukan dengan cara operasi sesar, maka anda perlu menunggu 6 bulan setelah operasi sebelum dapat mendonorkan darah. Jika anda sedang menyusui, anda sebaiknya tidak mendonorkan darah. 

Hal ini disebabkan dengan mendonorkan darah anda dapat mengurangi cadangan zat besi anda, sehingga dapat mengurangi juga zat besi yang terkandung pada ASI, yang penting bagi bayi anda.

Sumber: Health Sciences Authority
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url