Henry BPBD Ponorogo: 2022 ada 340 Bencana, Kerugian Rp 1,7 Miliar
lintas86.com, Ponorogo - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo mencatat ada 340 kejadian bencana di Kabupaten Ponorogo sepanjang tahun 2022.
Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo, Henry Indra Wardhana mengatakan, kerugian material yang ditanggung akibat bencana alam tersebut, mencapai miliaran rupiah.
“Kalau secara total kerugian material ada Rp 1,7 miliar. Ada jalan rusak, jembatan rusak dan lain-lain,” Ungkapnya, Sabtu (14/1/2023).
Henry menjelaskan, 340 bencana itu didominasi tanah longsor. Ada 173 titik di Ponorogo yang mengalami tanah longsor.
Yang paling besar longsor terjadi di Desa Talun, Kecamatan Ngebel.
“Ratusan orang terpaksa mengungsi akibat Gunung Banyong longsor pada 24 Oktober 2022 lalu,” Jelasnya
Longsor tersebut, menyebabkan 32 jalan, 2 jembatan, 18 plengsengan, 4 tanggul dan 8 fasiltas umum rusak. Juga harus merobohkan rumah sebanyak 324 jiwa serta 1.296 warga terdampak.
“Juga 348 jiwa harus mengungsi karena longsor. 12 jiwa melayang karena longsor,” jelas Henry.
Bencana terbesar kedua adalah banjir. Pada tahun 2022 ini, ada 99 kali banjir di wilayah Kabupaten Ponorogo. Karena banjir, 1 rumah roboh.
“Juga menyebabkan kerusakan pada 9 rumah, 14 Jembatan, 19 plengsengan, 46 tanggul, 13 fasum (fasiltas umum),” Terang Henry.
Yang cukup menyita perhatian adalah tanah retak. Ada 6 kali kejadian, salah satunya di Desa Sriti, Kecamatan Sawoo.
Ratusan warga Desa Sriti, Sawoo, lebih dulu mengungsi ke pasar setelah retakan tanah meluas hingga memicu tanah longsor.
“Yang lain ada tanah ambles, tanah gerak, angin kencang, kebakaran juga kekeringan,” jelas Henry saat ditemui di kantor BPBD, Jalan Sekar Putih.
Jumlah itu meningkat drastis dibanding tahun sebelumnya, dengan total 230 bencana alam.
Peningkatan bencana ini, disebut karena perubahan cuaca ekstrem yang memicu terjadinya bencana hidrometeorologi tahun lalu.
Tidak menutup kemungkinan, imbuh Hendry, bencana tersebut masih mengintai sepanjang tahun ini.
“Cuaca ekstrem, curah hujan tinggi menyebabkan kejadian bencana meningkat selama 2022 lalu,’’ kata Henry.
Henry mengungkapkan, hasil inventarisasi tersebut telah dilaporkan ke pimpinan.
Selanjutnya, penanganan pasca bencana khususnya kerusakan infrastruktur menjadi kewenangan dinas terkait. Pun pihaknya telah melayangkan tembusan ke dinas terkait.
“Bahwa semua penanganan pasca bencana dilakukan oleh dinas terkait,” pungkasnya. (min)