Menengok Griya Lansia Husnul Khatimah Malang
Ketua Yayasan Griya Lansia Husnul Khatimah, Arief Camra mengatakan, Griya Husnul Khotimah dirintis sejak tahun 2019 dan baru dibangun pada Januari 2021.
"Pembangunan Griya Lansia berasal dari donasi masyarakat yang dikumpulkan tiga lembaga yakni Nurul Hayat, Sahabat Yatim Dhuafa dan Galena". Ungkapnya
"Sejak Juli 2021, panti tersebut mulai merawat lansia. Empat bulan berjalan, ada 60 lansia yang dirawat di panti tersebut dan untuk saat ini dihuniboleh swkitar 100 lansia, " Terangnya
Arief menegaskan, Griya Lansia Husnul Khotimah dibangun untuk membantu pemerintah menyelesaikan masalah lansia yang ditelantarkan.
"Griya Lansia husnul khotimah membantu pemerintah menyelesaikan problem Lansia terlantar agar mereka mendapat kehidupan yang lebih baik," Jelasnya. Minggu, (04/03/2023)
Menurutnya, yayasannya adalah lembaga amal yang beroperasi dari dana hasil donasi. Ia mengatakan dalam sebulan, setiap lansia bisa menghabiskan dana Rp 1 juta. Jika ada 100 orang, maka kebutuhan merawat lansia mencapai Rp 100 juta dalam sebulan.
Besaran biaya tersebut masih belum termasuk biaya perawatan fasilitas Griya Lansia yang memiliki 18 kamar, tiga bangsal, area taman dan honor bagi empat perawat yang bertugas.
“Sebab Griya Lansia ini ladang amal bersama, bukan milik perorangan. Siapa saja boleh ikut beramal, membantu lansia," kata Arief.
"Merawat lansia itu pekerjaan terberat diantara yang berat. Maka butuh support publik agar tidak ada manusia yang tinggal di sampah, di kolong jembatan dan lain-lain," tambahnya.
Para lansia yang menjalani kehidupan di tempat tersebut sebagian besar adalah lansia yang terlantar dan tak memiliki keluarga. Namun ada juga lansia yang diserahkan oleh pihak keluarga.
Sementara itu, Nurhadi, penanggung jawab Griya Lansia husnul khotimah mengatakan lansia yang dirawat di fasilitas tersebut harus memenuhi sejumlah persyaratan.
Pertama, lansia tersebut benar-benar dalam kondisi terlantar dan tidak ada yang merawat. Selain itu para lansia yang sebagian besar dibawa oleh para relawan bukan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Saat pertama kali masuk juga harus ada penanggung jawab yang melakukan serah terima kepada pengelola.
"Untuk yang diserahkan pihak keluarga juga ada. Alasannya karena kesibukan atau juga tidak mampu. Kami tetap menerima dan gratis, tidak ada biaya apapun," ujarnya.
“Banyak lansia yang terlantar dan tidak terurus. Kemudian kami memiliki inisiatif untuk membangun griya lansia ini,” tambah Nurhadi
Ia sangat berharap tidak ada lagi kasus serupa yang dialami para lansia, khususnya yang memiliki keluarga. Griya Lansia Husnul Khatimah juga memberikan kesempatan kepada pihak keluarga jika ingin kembali merawat orang tua tersebut.
Para lansia yang berada di Griya Lansia Husnul Khatimah tersebut tidak sekadar dirawat oleh pengelola, namun juga dibimbing dan diarahkan untuk menjadi lebih baik di masa tua mereka.
Keseharian para lansia itu diisi dengan mengaji, shalat berjamaah dan istighatsah rutin setiap pagi.
"Kami membimbing untuk berdoa. Para lansia, rata-rata teringat keluarga dan masa lalu mereka. Untuk keluarga, kami persilahkan untuk mengunjungi, tidak ada syarat khusus," Tambahnya (min)