Memahami Filosofi dan Fungsi Pendidikan
lintas86.com, Ponorogo - Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak Etimologi kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan awalan e, berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke luar”. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan.
Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.
Sebuah hak atas
pendidikan telah diakui oleh beberapa pemerintah. Pada tingkat global, Pasal 13
Kovenan Internasional tentang hak ekonomi, sosial dan budaya mengakui hak
setiap orang atas pendidikan.
Meskipun pendidikan
adalah wajib di sebagian besar tempat sampai usia tertentu, bentuk pendidikan
dengan hadir di sekolah sering tidak dilakukan, dan sebagian kecil orang tua
memilih untuk pendidikan sekolah rumah, pembelajaran elektronik atau
yang serupa untuk anak-anak mereka.
Filosofi pendidikan
Pendidikan biasanya
berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur
hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang
dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada
bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum
kelahiran.
Bagi sebagian orang,
pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain,
"Saya tidak pernah
membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya."
Anggota keluarga
mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari
yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara
tidak resmi.
Fungsi pendidikan
Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes) berikut:
Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.
Melestarikan kebudayaan.
Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.
Fungsi laten dari lembaga pendidikan adalah sebagai berikut:
Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.
Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.
Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese, dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya.
Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.
Menurut David Popenoe, ada empat macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut:
Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
Menjamin integrasi sosial.
Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
Sumber inovasi sosial.
Ekonomi
Telah dikemukakan bahwa
tingkat pendidikan yang tinggi sangat penting bagi negara-negara untuk dapat
mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Analisis empiris
cenderung mendukung prediksi teoretis bahwa negara-negara miskin harus tumbuh
lebih cepat dari negara-negara kaya karena mereka dapat mengadopsi teknologi
yang sudah dicoba dan diuji oleh negara-negara kaya.
Namun, transfer teknologi
memerlukan manajer berpengetahuan dan insinyur yang mampu mengoperasikan
mesin-mesin baru atau praktik produksi yang dipinjam dari pemimpin dalam rangka
untuk menutup kesenjangan melalui peniruan. Oleh karena itu, kemampuan suatu
negara untuk belajar dari pemimpin adalah fungsi dari efek "human
capital".
Studi terbaru dari
faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi agregat telah menekankan pentingnya
lembaga ekonomi fundamental dan peran keterampilan kognitif.
Pada tingkat individu,
ada banyak literatur, umumnya terkait dengan karya Jacob Mincer, tentang
bagaimana laba berkaitan dengan pendidikan dan modal manusia lainnya. Karya ini
telah memotivasi sejumlah besar studi, tetapi juga kontroversial. Kontroversi
utama berkisar bagaimana menafsirkan dampak sekolah.
Beberapa siswa yang telah
menunjukkan potensi yang tinggi untuk belajar, dengan menguji dengan intelligence
quotient (IQ) yang tinggi, mungkin tidak mencapai potensi penuh
akademis mereka, karena kesulitan keuangan
Ekonom Samuel Bowles dan
Herbert Gintis berpendapat pada tahun 1976 bahwa ada konflik mendasar dalam
pendidikan Amerika antara tujuan egaliter partisipasi demokratis dan
ketidaksetaraan tersirat oleh profitabilitas terus dari produksi kapitalis di
sisi lain.
Referensi
1. Dewey, John
(1916/1944). Democracy and Education. The Free Press. hlm. 1–4. ISBN 0-684-83631-9.
2. Nasution, Hanifah Nur;
Nasution, Sari Wahyuni Rozi; Fauzi, Rahmad; Lubis, Ilham Sahdi
(2021-12-20). "PELATIHAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN
MENGGUNAKAN APLIKASI BORLAND DELPHI7 SMK NEGERI 1 ANGKOLA TIMUR". Jurnal Pengabdian
Masyarakat Aufa (JPMA) (dalam bahasa Inggris). 3 (3):
144–147. ISSN 2715-0178.
3. ICESCR, Article 13.1
4. Sanova, Reja; Marniati
dkk (2019). "SOSIALISASI PERSIAPAN PENDIDIKAN DI PANTI ASUHAN
YATIM PIATU DI ERA NEW NORMAL". Jurnal Pengabdian
Masyarakat (Kesehatan). 1 (2).
5. Subadi, Tjipto
(2007). Pendidikan Kewarganegaraan (PDF). Surakarta: Badan
Penerbit FKIP-UMS. ISBN 978-602-8649-68-1.
6. Vosse, Patrick
(2010-02). Secular Humanism: The Force Behind the Creation-Evolution
Debate and Much More (dalam bahasa Inggris). Holy Fire
Publishing. hlm. 195. ISBN 978-1-60383-279-3.
7. Alfiani, Dwi Anita; Rusman,
Maman (2017-10-27). "Implementasi Pendidikan Agama Islam
Pada Keluarga (Studi Kasus Pengembangan Karakter Kepribadian Anak di MI
Al-Wasliyah Sumber Kabupaten Cirebon)". Al Ibtida: Jurnal
Pendidikan Guru MI (dalam bahasa Inggris). 4 (2):
217–226. doi:10.24235/al.ibtida.snj.v4i2.1677. ISSN 2527-7227.
8. Sazali, Hasan; Sukriah,
Ainun (2021-11-18). "PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL (INSTAGRAM) OLEH HUMAS
SMAU CT FOUNDATION SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PUBLIKASI DALAM MENINGKATKAN
CITRA LEMBAGA PENDIDIKAN". Jurnal Ilmu Komunikasi
(JKMS) (dalam bahasa Inggris). 10 (2): 147–160. ISSN 2716-1889.
9. Latif, Muhammad Abdul
(2016-06). "IMPLEMENTASI WEBSITE SEKOLAH SMA PGRI TAKOKAK". SANTIKA
(Jurnal Ilmiah Sains dan teknologi) (dalam bahasa Inggris). 6 (1):
465–468. ISSN 2088-5407.
10. Eric A. Hanushek
(2005). Economic outcomes and school quality. International Institute
for Educational Planning. ISBN 978-92-803-1279-9. Diakses tanggal 21
October 2011.
11. Daron Acemoglu, Simon
Johnson, and James A. Robinson (2001). "The Colonial
Origins of Comparative Development: An Empirical Investigation". American Economic
Review. 91 (5): 1369–1401. doi:10.2139/ssrn.244582. JSTOR 2677930.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-14. Diakses
tanggal 2014-01-23.
12. Eric A. Hanushek and
Ludger Woessmann (2008). "The role of cognitive skills in
economic development" (PDF). Journal of Economic
Literature. 46 (3): 607–608. doi:10.1257/jel.46.3.607. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-01-05.
Diakses tanggal 2014-01-23.
13. Jacob Mincer (1970).
"The distribution of labor incomes: a survey with special reference to the
human capital approach". Journal of Economic Literature. 8 (1):
1–26. JSTOR 2720384.
14. David Card, "Causal
effect of education on earnings," in Handbook of labor economics,
Orley Ashenfelter and David Card (Eds). Amsterdam: North-Holland, 1999: pp.
1801–1863
15. James J. Heckman, Lance
J. Lochner, and Petra E. Todd., "Earnings functions, rates of return and
treatment effects: The Mincer equation and beyond," in Handbook of
the Economics of Education, Eric A. Hanushek and Finis Welch (Eds).
Amsterdam: North Holland, 2006: pp. 307–458.
16. Samuel Bowles; Herbert
Gintis (18 October 2011). Schooling
In Capitalist America: Educational Reform and the
Contradictions of Economic Life. Haymarket Books. ISBN 978-1-60846-131-8. Diakses tanggal 21 October 2011.