Kirab Bedol Pusaka Grebeg Suro Ponorogo 2023 | lintas86.com

Kirab Bedol Pusaka Grebeg Suro Ponorogo 2023

 

TIGA pusaka Kabupaten Ponorogo yang terdiri Tombak Kyai Tunggul Naga, Angkin Cinde Puspita, dan Payung Kyai Tunggul Wulung dibedhol dari Pringgitan (rumah dinas bupati Ponorogo) untuk diarak ke area makam Batoro Katong, Selasa (18/7/2023) dini hari.

lintas86.com,  Ponorogo - Suasana hening dan khidmat mengiringi keberangkatan ketiga pusaka Kabupaten Ponorogo yang dikawal oleh ratusan bergada (pasukan). Tanpa alas kaki, mereka berjalan sejauh lima kilometer menuju Desa Setono Kecamatan Jenangan. Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengikuti rangkaian upacara bedhol pusaka yang akan dikirab kembali ke Pringgitan pada keesokan harinya itu.

Kang Bupati memaknai tiga pusaka Kabupaten Ponorogo sebagai simbol jati diri seorang pemimpin. Tombak Kyai Tunggul Naga bermakna jika menjadi seorang pemimpin harus berpikiran tajam, berada paling depan, dan berani mengambil kebijakan yang memihak masyarakat. ‘’Tiga pusaka ini mengandung spirit yang luar biasa, jangan dimaknai secara harfiah sebagai senjata,’’ katanya.

Makna keberadaan Payung Kyai Tunggul Wulung adalah mengayomi sesama dan berbicara secara teduh sehingga lisannya tidak menyakiti perasaan orang lain. Sedangkan Angkin Cinde Puspito yang berbentuk kemben itu bermakna menutupi aurat dan aib, serta mengikat perut sedikit kencang karena tidak mengumbar hawa nafsu dengan hidup sederhana. ‘’Pemimpin harus mampu menggapai tiga makna itu, maka Ponorogo akan sukses dan hebat,” jelas Kang Bupati.

Sementara itu, Sunarso, anggota Pakasa Gebang Tinatar Ponorogo, mengatakan bahwa bedhol pusaka menjadi bagian lintasan sejarah yang menggambarkan perpindahan pusat pemerintahaan dari Kota Wetan ke Kota Tengah. Para bergada juga mewakili lima kabupaten yang wilayahnya disatukan oleh Kanjeng Raden Mas Aryo (KRMA) Mertonegoro pada tahun 1837. 

"Lima kabupaten itu adalah Kabupaten Ponorogo Kota Wetan, Gadingrejo, Polorejo, Pedanten, dan Sumoroto,’’ ungkap Sunarso.

Bersamaan prosesi bedhol pusaka, penerangan jalan umum (PJU) di sepanjang rute sengaja dipadamkan. Para bergada hanya berpenerangan obor saat berangkat dari Pringgitan ke Jalan Alun-Alun Timur, melawan arus Jalan Jenderal Sudirman dan HOS Tjokroaminoto, menyusuri Jalan Ahmad Dahlan, Jalan Batoro Katong, hingga berakhir di area makam Batoro Katong.

Jalan menuju area makam Batoro Katong juga hanya diterangi lilin ketika para pengiring tiga pusaka datang. Suasana bertambah khidmat dan hening. Ada upacara lung tinampen (serah terima) pusaka dari pemimpin bergada kepada sesepuh juru kunci. (kominfo)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url