Semangat HUT RI ke-78, Pemdes Wonodadi Gelar Karnaval
Desa-desa di Kabupaten Ponorogo pun turut merayakan dengan penuh semangat.
Desa Wonodadi, Ngrayun Ponorogo, menjadi saksi sebuah karnaval yang meriah dengan tema "Bhineka Tunggal Ika". Jum'at, (18/08/2023)
Karnaval ini berhasil mengumpulkan semua elemen masyarakat dalam kebersamaan yang memukau.
Siswa TK, SD, SMP, pemerintah desa, berbagai organisasi masyarakat, dan warga sekitar Desa Wonodadi, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, turut meramaikan kegiatan ini.
Dengan lebih dari 400 peserta yang bergabung, karnaval ini dimulai dari Plalangan Dukuh Guwo dan berakhir di halaman SDN 1 Wonodadi.
Dengan lebih dari 400 peserta yang bergabung, karnaval ini dimulai dari Plalangan Dukuh Guwo dan berakhir di halaman SDN 1 Wonodadi.
Tidak hanya pawai yang memikat, suasana semakin hidup dengan musik Electone Sadewa Music yang menyajikan alunan musik yang energik.
Kepala Desa Wonodadi, Mujiono, mengungkapkan kegembiraannya karena acara ini berjalan dengan aman dan tertib.
Pemerintah Desa Wonodadi, di bawah kepemimpinan Mujiono, berperan sebagai inisiator kegiatan ini, Peringatan HUT Ke-78 Kemerdekaan RI dengan tema "Terus Melaju untuk Indonesia Maju" - Menguatkan Semangat Persatuan dalam Kebhinekaan.
Pemerintah Desa Wonodadi, di bawah kepemimpinan Mujiono, berperan sebagai inisiator kegiatan ini, Peringatan HUT Ke-78 Kemerdekaan RI dengan tema "Terus Melaju untuk Indonesia Maju" - Menguatkan Semangat Persatuan dalam Kebhinekaan.
Karnaval yang berlangsung mulai pukul 13.00 hingga 16.00 ini menjadi tempat kolaborasi berbagai elemen masyarakat dalam merayakan kemerdekaan bangsa.
Sigit Bayu Sukma, selaku koordinator kegiatan, memiliki harapan besar terhadap dampak positif karnaval ini. Dia berharap kegiatan ini dapat memperkukuh sikap toleransi antar sesama, menanamkan rasa simpati dan empati, membangun kerjasama lintas bidang, serta menggali kreativitas dan potensi masyarakat.
Sigit Bayu Sukma, sebagai koordinator kegiatan, memiliki visi yang kuat terhadap potensi dampak positif dari karnaval ini. Ia berharap bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi sebuah pawai semata, tetapi juga sebuah sarana yang mampu memperkokoh sikap toleransi di antara sesama warga masyarakat, bisa menanamkan benih-benih rasa simpati dan empati di dalam hati setiap individu yang terlibat, sehingga rasa saling peduli dan pengertian bisa tumbuh dan berkembang.
Melalui kegiatan ini, Sigit ingin menumbuhkan sikap kerja sama dalam berbagai bidang demi kemajuan bersama serta Menggali kreativitas dan potensi masyarakat.
Sigit Bayu Sukma, selaku koordinator kegiatan, memiliki harapan besar terhadap dampak positif karnaval ini. Dia berharap kegiatan ini dapat memperkukuh sikap toleransi antar sesama, menanamkan rasa simpati dan empati, membangun kerjasama lintas bidang, serta menggali kreativitas dan potensi masyarakat.
Sigit Bayu Sukma, sebagai koordinator kegiatan, memiliki visi yang kuat terhadap potensi dampak positif dari karnaval ini. Ia berharap bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi sebuah pawai semata, tetapi juga sebuah sarana yang mampu memperkokoh sikap toleransi di antara sesama warga masyarakat, bisa menanamkan benih-benih rasa simpati dan empati di dalam hati setiap individu yang terlibat, sehingga rasa saling peduli dan pengertian bisa tumbuh dan berkembang.
Melalui kegiatan ini, Sigit ingin menumbuhkan sikap kerja sama dalam berbagai bidang demi kemajuan bersama serta Menggali kreativitas dan potensi masyarakat.
Partisipasi aktif organisasi-organisasi seperti PSHW, PSHT, Pagar Nusa, dan Bunga Islam, menjadi contoh konkret semangat kolaborasi di Desa Wonodadi, meskipun memiliki latar belakang perguruan yang berbeda.
Berbagai tampilan kreatif dihadirkan dalam karnaval ini, termasuk pakaian adat, seragam polisi dan TNI, serta kostum karakter yang menarik perhatian.
Salah satu sorotan adalah kontingen dari SDN 2 Wonodadi Ngrayun yang tidak hanya mempersembahkan pakaian adat, tetapi juga kostum karakter yang termasuk simbol lambang negara Republik Indonesia, Burung Garuda. Kostum ini dikenakan oleh Desi, seorang guru dari SDN 2 Wonodadi yang turut serta dalam karnaval dengan penuh semangat.
Berbagai tampilan kreatif dihadirkan dalam karnaval ini, termasuk pakaian adat, seragam polisi dan TNI, serta kostum karakter yang menarik perhatian.
Salah satu sorotan adalah kontingen dari SDN 2 Wonodadi Ngrayun yang tidak hanya mempersembahkan pakaian adat, tetapi juga kostum karakter yang termasuk simbol lambang negara Republik Indonesia, Burung Garuda. Kostum ini dikenakan oleh Desi, seorang guru dari SDN 2 Wonodadi yang turut serta dalam karnaval dengan penuh semangat.
Dengan semangat kebersamaan yang terpancar dari setiap peserta karnaval di Desa Wonodadi, kemeriahan peringatan HUT RI ke-78 tidak hanya menjadi suatu pawai semata, tetapi juga menjadi simbol dari semangat persatuan dan keragaman.
Pentingnya memahami dan menghargai nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari semakin jelas tergambar melalui kreasi-kreasi unik dan semangat kolaborasi di dalam karnaval ini. Pancasila, dengan prinsip "Bhineka Tunggal Ika," tetap menjadi landasan yang tak tergoyahkan, mengajarkan kita untuk hidup dalam harmoni dan saling mendukung.
Dalam langkah kita bersama, menggapai masa depan yang lebih baik, pesan dari tema karnaval hari ini, "Bhineka Tunggal Ika," tetap menggema sebagai komitmen kita untuk merajut persatuan di tengah perbedaan. (min)