Pria Meninggal di Kaki Gunung Semeru Diduga Alami Depresi | lintas86.com

Pria Meninggal di Kaki Gunung Semeru Diduga Alami Depresi


lintas86.com, Lumajang - Abdul Mukit (38) warga Dusun Carangkuning, Desa Jambekumbuh, Kecamatan Pasrujambe, Lumajang, yang sebelumnya menghilang selama enam hari, akhirnya ditemukan meninggal di kawasan hutan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Dusun Ngampo, Desa Pasrujambe, pada Senin (27/11/2023). 

Informasi penemuan mayat korban yang awalnya belum diketahui identitasnya menyebar luas di berbagai media sosial dan langsung ditindaklanjuti oleh para relawan SIBAT Desa Pasrujambe.
 
Mereka mendatangi lokasi penemuan bersama anggota Polsek, Koramil, petugas Puskesmas, dan staf Desa Pasrujambe.

Mariyanto, koordinator relawan SIBAT, menjelaskan bahwa korban ditemukan dalam posisi terlentang tepat di bawah tanaman kopi. 

Badannya sudah agak kaku dan bertelanjang dada, hanya mengenakan celana panjang warna coklat muda. Warga sekitar tidak ada yang mengenali identitas korban.

Setelah dilakukan identifikasi awal, mayat korban rencananya akan dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Dokter Haryoto. 

Namun, sebelum sampai ke sana, laju kendaraan ambulance dihentikan oleh sepasang suami istri, yang ternyata adalah paman dan bibi korban. 

Mereka mengaku bahwa jenazah tersebut merupakan keponakan mereka yang menghilang selama 6 hari dan sedang mengalami depresi.

Setelah identitas korban diketahui, mobil ambulance mengantar jenazah korban ke rumah duka dengan pengawalan anggota Polsek dan Koramil Pasrujambe. Jenazah langsung disambut isak tangis keluarga.

Kanit SPKT Polsek Pasrujambe, Aipda Herma Wahyu, menjelaskan bahwa dari hasil olah TKP dan identifikasi mayat, tidak ditemukan tanda-tanda bekas penganiayaan pada tubuh korban. 

Dugaan kematian korban akibat kelaparan setelah hampir sepekan tersesat di hutan. Tanda-tanda adanya indikasi lain seperti penganiayaan juga tidak ditemukan. 

Korban diketahui meninggal belum 24 jam, pasalnya masih ada beberapa lintah yang ditemukan di tubuhnya. 

Pihak keluarga menolak dilakukan otopsi, sehingga korban langsung dimakamkan pada hari itu juga setelah dibawa ke rumah duka.

Diharapkan kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak, terutama dalam penanganan masalah kesehatan mental. (min)
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url