Gelar Karya P5, SMKN 2 Ponorogo Sajikan Kelezatan Jajanan Tradisional

lintas86.com, Ponorogo - SMKN 2 Ponorogo menggelar Bazar Jajanan Tradisional dalam rangka gelar karya mata pelajaran P5 pada Rabu (31/1/24). Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas peserta didik sambil merayakan HUT SMKN 2 Ponorogo.

Bazar Jajanan Tradisional, merupakan bagian dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), diikuti oleh seluruh siswa kelas X dan XI. 

Mereka memamerkan serta menjual beragam produk makanan tradisional seperti Mataroda, Kemplang, Gethuk Lindri, Grontol, Klenyem, Tiwul Goreng, Jemblem, Klepon, Cenil, Wajik, serta minuman tradisional seperti Wedang Cemoe, Es Cao, Parem, Teh Jahe, Es Dawet, Es Cincau Hijau, Susu Kedelai, dan Beras Kencur.

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, membuka kegiatan ini dan memberikan apresiasi terhadap kontribusi SMKN 2 Ponorogo dalam membentuk generasi berkualitas. 

Dalam sambutannya, Bupati Sancoko menyatakan harapannya agar semangat berkarya dan berinovasi terus berlanjut, menjadi bagian dari budaya sekolah yang terus berkembang. 

"Saya berharap agar semangat berkarya dan berinovasi terus berlanjut, menjadi bagian dari budaya sekolah yang terus berkembang." Agar anak muda tidak akan melupakan budaya dan tradisi nenek moyangnya, sejarah bahwa Ponorogo ini penuh dengan kearifan lokal yang serba budaya.

Kepala SMKN 2 Ponorogo, Farida Hanim Handayani, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari perayaan HUT SMKN 2 Ponorogo yang terintegrasi dengan kurikulum P5. 

"Kami menyajikan gelar karya dengan tema kearifan lokal dan kebhinekaan," ujar Farida. 

Ia menekankan pentingnya memperkenalkan makanan tradisional kepada siswa untuk meningkatkan kreativitas mereka. Dengan demikian, siswa tidak kalah dengan makanan modern saat ini seperti pizza dan burger.

Salah satu siswa, Suci Wulandari, menyatakan dengan bangga bahwa mereka membuat sendiri jajanan tradisional seperti kacang goreng. 

"Kami senang bisa ikut serta dalam melestarikan kearifan lokal," ucapnya. Sentimen senada juga diungkapkan oleh Tasya Ifa yang mengaku senang menjual es dawet dan gethuk pisang.

Acara ini tidak hanya menjadi bentuk apresiasi terhadap kearifan lokal, tetapi juga menjadi wadah bagi siswa untuk mengekspresikan kreativitas mereka dalam sebuah rangkaian acara yang menggembirakan dan mendidik. (min)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url