PMI Kawal Ketat Proses Pengadaan Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza
lintas86.com, Jakarta Selatan - Hingga hari ini, Tim Kemanusiaan PMI masih berada di Kairo Mesir untuk terus mengawal proses pengadaan bantuan kemanusiaan PMI dengan berkoordinasi erat dengan Bulan Sabit Merah Mesir dan Bulan Sabit merah Palestina.
Bantuan kemanusiaan yang saat ini tengah diproses adalah bantuan logistik pangan, minuman, selimut, pakaian anak dan bayi balita, obat-obatan, peralatan kesehatan dan ambulans, serta hygiene kits.
“Kami terus melakukan koordinasi dengan pihak Bulan Sabit Merah
Mesir dan Bulan Sabit Merah Palestina untuk mengawal proses pengadaan barang
bantuan untuk masyarakat Gaza. Kami memahami proses pengadaan ini samgat sulit
karena banyak bantuan lain yang juga tengah diproses sehingga membuat proses
pengadaan memerlukan waktu cukup lama,” kata Arifin Muh. Hadi, Kepala Tim
Kemanusiaan PMI di Mesir. Senin, (29/01/2024)
Sementara itu dijelaskan Dr. Ramy El Nazer, CEO Bulan Sabit Merah Mesir, berbagai bantuan yang sudah siap untuk dikirimkan ke Gaza pun mengalami kesulitan masuk ke wilayah Gaza dikarenakan adanya pembatasan jenis bantuan dan proses screening bantuan yang memerlukan waktu cukup lama.
“Bantuan dari lembaga telah banyak dilakukan, namun adanya batasan dari otoritas perbatasan menjadikan Bottleneck dalam pengiriman bantuan dan ini menjadi hambatan terbesar. Pembatasan jenis bantuan dan penerapan SOP yang berubah ubah dan tidak konsiten menyulitkan kami mendorong bantuan masuk ke Jalur Gaza,” Kata Dr. Ramy El Nazer, CEO Bulan Sabit Merah Mesir.
Ditambahkannya, “proses screening bantuan yang sangat ketat yang dilakukan oleh Pihak Militer Israel serta lamanya waktu tunggu antrian yang membutuhkan waktu yang cukup lama diwilayah perbatasan sekitar 25 hari pengecekan membuat bantuan khususnya makanan menjadi expired. Selain itu para supir truck juga merasakan fatigue menghadapi kondisi seperti ini,” katanya.
Konflik yang terus berlanjut di Jalur Gaza sampai saat ini
belum ada tanda tanda penyelesaian. Agresi pemboman dan pengepungan yang terus
terjadi berdampak penderitaan yang luar biasa. Tekanan kekerasan dan penindasan
pihak Israel yang sudah diluar batas batas perikemanusiaan. Kondisi diluar
batas kendali warga Gaza semakin memprihatinkan, sangat mengancam kehidupan
saat ini dan yang akan datang.
Fungsi dan akses pelayanan kesehatan sangat terganggu akibat
terbatasnya akses listrik dan air. Hal ini menimbulkan bencana kesehatan yang
luar biasa. Tingginya peningkatan angka kematian dan cedera akibat pemboman dan
kekerasan sangat menyentuh nilai nilai kemanusiaan. Demikian pengungsian masal tanpa akses shelter yang
memadai, gangguan besar dan disfungsi
sistem kesehatan, serta kerusakan infrastruktur air dan sanitasi semakin
memperparah kondisi kehidupan warga. Penyebab stres yang parah terhadap kesehatan
mental memengaruhi seluruh warga, termasuk pemboman dan pengepungan yang terus
berlanjut. Rusaknya jalan jalan akibat terhalang puing puing bangunan yang
hancur akibat pengeboman sangat menghalangi akses ambulans ke fasilitas
kesehatan dan korban luka.
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PMI Pusat, Prof Dr. Hamid Awaludin dalam forum internasional Humanitarian Appeal Conference to Support Gaza pada 11 Januari 2024 lalu di Kairo Mesir menegaskan pembatasan barang bantuan kemanusiaan bagi korban perang merupakan tindakan kriminal.
“Pembatasan dan upaya menghambat masuknya bantuan kemanusiaan kepada para korban perang adalah tindakan kriminal. Ini tidak bisa ditolelir. Hukum Perikemanusiaan Internasional harus ditegakkan. Semua pihak harus melakukan komunikasi dan koordinasi yang lebih intensif dengan berbagai pihak, agar bantuan kemanusiaan tersebut bisa tepat sasaran,” tegas Hamid Awaludin.(min)