Kue Keranjang dan Angpao: Simbol Penting dalam Perayaan Tahun Baru Imlek
Dalam perayaan tahun baru Imlek, ada beragam tradisi yang biasanya dilakukan oleh masyarakat Tionghoa. Termasuk menyediakan aneka makanan khas warga Tionghoa.
Adapun tradisi yang biasanya dilakukan oleh masyarakat Tionghoa dalam perayaan Imlek adalah bagi-bagi angpao. Sementara untuk makanannya, salah satu yang cukup terkenal adalah kue keranjang.
Lantas, apa makna bagi-bagi angpao dan sajian kue keranjang bagi masyarakat Tionghoa dalam setiap perayaan tahun baru Imlek?
Jeremy Huang Wijaya merupakan salah seorang pemerhati budaya Tionghoa asal Kota Cirebon, Jawa Barat.
Ia menjelaskan, bagi-bagi angpao merupakan salah satu tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Tionghoa. Tradisi tersebut biasa dilakukan pada setiap perayaan tahun baru Imlek.
Angpao yang dimaksud adalah amplop berwarna merah. Dalam perayaan Imlek, bagi-bagi angpao adalah tradisi pemberian amplop merah yang di dalamnya berisi uang.
Jeremy mengatakan, dalam perayaan tahun baru Imlek, masyarakat Tionghoa yang sudah dewasa biasanya memberikan angpao kepada anak-anak atau orang muda yang belum menikah dan belum bekerja. Selain itu, angpao juga bisa diberikan kepada orang tua.
"Kalau angpao ini diberikan kepada anak-anak atau anak muda yang belum menikah dan belum bekerja. Kalau sudah menikah dan bekerja itu tidak boleh. Justru harus ngasih ke orang tua," kata dia, baru-baru ini.
Dalam tradisi masyarakat Tionghoa, pemberian angpao sendiri memiliki makna saling peduli atau saling membantu satu sama lain. Seperti dijelaskan sebelumnya, angpao biasanya diberikan kepada anak-anak atau orang muda yang belum menikah dan belum bekerja. Termasuk kepada orang tua.
"Jadi bisa dikatakan makna di balik pemberian angpao ini adalah saling peduli terhadap sesama atau saling menyayangi satu sama lain," kata dia.
Selain tradisi pemberian angpao, dalam perayaan tahun baru Imlek juga biasa tersaji beragam makanan khas. Salah satunya adalah kue keranjang. Makanan tersebut memiliki rasa yang manis dengan tekstur yang kenyal.
Selain rasanya yang nikmat, kue yang selalu hadir dalam setiap perayaan Imlek itu juga memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Tionghoa.
Menurut Jeremy, bagi masyarakat Tionghoa kue keranjang merupakan simbol dari tali persaudaraan. Hal ini sebagaimana karakter dari salah satu bahan dasar yang digunakan untuk membuat kue tersebut, yakni tepung beras ketan.
"Jadi makna dodol atau kue keranjang ini adalah menjalin persaudaraan dengan kawan, dengan tetangga. Karena kue ini kan terbuat dari ketan. Ketan sendiri karakternya lengket jadi bisa untuk perekat," kata dia. (detik/min)