Macam-Macam Indikator Asam Basa dan Cara Menggunakannya
lintas86.com, Ponorogo - Dalam kimia, khususnya saat mempelajari tentang larutan, penting untuk mengenali sifat-sifat asam dan basa. Salah satu cara untuk mengetahui sifat dari larutan tersebut adalah dengan menggunakan indikator asam basa.
Kertas Lakmus
Kertas lakmus mungkin adalah indikator asam basa yang paling terkenal dan mudah digunakan. Lakmus merah akan berubah menjadi biru jika dicelupkan ke dalam larutan basa dan tetap merah jika larutan tersebut asam. Sebaliknya, lakmus biru akan berubah menjadi merah di dalam larutan asam dan tetap biru jika larutan basa.
Cara Penggunaan:
-
Ambil sepotong kertas lakmus.
-
Celupkan ke dalam larutan yang ingin diuji.
-
Amati perubahan warnanya.
Phenolphthalein
Phenolphthalein adalah indikator yang berwarna dalam larutan basa dan tidak berwarna dalam larutan asam. Indikator ini sering digunakan dalam titrasi asam-basa karena perubahan warnanya yang sangat tajam dan jelas, yaitu dari tidak berwarna menjadi merah muda.
Cara Penggunaan:
-
Tambahkan beberapa tetes phenolphthalein ke dalam larutan yang akan diuji.
-
Amati apakah terjadi perubahan warna.
-
Larutan akan berubah menjadi merah muda jika bersifat basa.
Methyl Orange
Methyl orange adalah indikator yang berubah warna dari merah di larutan asam menjadi kuning di larutan basa, dengan zona peralihan warna dari oranye ke kuning di sekitar pH 3,1 hingga 4,4. Indikator ini berguna untuk titrasi antara asam kuat dengan basa kuat.
Cara Penggunaan:
-
Tambahkan beberapa tetes methyl orange ke dalam larutan yang akan diuji.
-
Observasi perubahan warna larutan.
-
Larutan akan berubah menjadi kuning jika bersifat basa dan merah jika bersifat asam.
Bromothymol Blue
Bromothymol blue (BTB) adalah indikator pH yang berubah warna dari kuning di media asam hingga biru di media basa, dengan zona peralihan warna hijau di sekitar pH 6,0 hingga 7,6. Ini menjadikannya pilihan yang baik untuk menentukan netralitas suatu larutan.