Pengertian Kata Baku dan Kata Serapan beserta Contohnya
lintas86.com, Ponorogo - Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dan memiliki berbagai unsur di dalamnya. Dua elemen penting dalam bahasa Indonesia adalah kata baku dan kata serapan. Artikel ini akan menjelaskan pengertian dari kata baku dan kata serapan beserta contohnya.
1. Kata Baku
Kata baku adalah kata yang penulisannya sesuai dengan kaidah dan aturan yang berlaku dalam Ejaan yang Disempurnakan (EYD) dan menjadi standar dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kata baku biasanya tercantum dalam kamus besar bahasa Indonesia dan digunakan dalam berbagai bentuk penulisan formal, seperti artikel, laporan, buku teks, dan lainnya.
Sebagai contoh kata baku, kita bisa melihat kata 'terimakasih' dan 'terima kasih'. Dalam EYD, penulisan yang benar adalah 'terima kasih' bukan 'terimakasih'. Hal ini dikarenakan 'terima kasih' terdiri dari dua kata, yaitu 'terima' adalah kata kerja dan 'kasih' adalah kata benda.
Contoh lainnya adalah 'menghargai' dan 'mengharga-i'. Bentuk yang baku menurut EYD adalah 'menghargai'. Sehingga setiap penulisan yang formal harus menggunakan kata baku untuk menghindari kesalahan ejaan atau penggunaan kata yang tidak sesuai dengan aturannya.
2. Kata Serapan
Kata serapan adalah kata atau istilah yang berasal dari bahasa asing namun diadopsi dan disesuaikan dengan struktur dan kaidah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia telah menyerap banyak kata dari berbagai bahasa lain, termasuk bahasa Belanda, bahasa Inggris, bahasa Arab, dan bahasa Sanskerta.
Misalnya, kata 'stasiun' merupakan kata serapan dari bahasa Belanda 'station', yang berarti tempat berhenti kereta api atau tempat publik lainnya seperti stasiun televisi atau stasiun radio. Demikian pula, kata 'televisi' merupakan kata serapan dari bahasa Inggris 'television', dan 'kamus' merupakan kata serapan dari bahasa Arab 'qamus'.
Kata serapan biasanya diserap ke dalam bahasa Indonesia melalui dua cara, yaitu serapan langsung dan serapan tak langsung. Serapan langsung berarti kata tersebut diambil langsung dari bahasa asing dan dikembangkan sesuai dengan aturan dalam bahasa Indonesia, sedangkan serapan tak langsung berarti kata tersebut lebih dulu diserap oleh bahasa lain sebelum kemudian masuk ke dalam bahasa Indonesia.
Misalnya, kata 'meja' merupakan kata serapan tak langsung dari bahasa Portugis 'mesa'. Kata ini lebih dulu diserap oleh bahasa Belanda menjadi 'meja' sebelum kemudian dikembangkan menjadi 'meja' dalam bahasa Indonesia.
Baik kata baku dan kata serapan memiliki peran penting dalam pengembangan dan diversifikasi kosa kata dalam bahasa Indonesia. Melalui pemahaman yang baik mengenai kata baku dan kata serapan, kita dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan lebih baik dan lebih benar. (min)