Delegasi BSM Bangladesh dan Relawan Tukar Pengalaman Surveilans Berbasis Masyarakat | lintas86.com

Delegasi BSM Bangladesh dan Relawan Tukar Pengalaman Surveilans Berbasis Masyarakat


lintas86.com, Bogor - Di hari keempat kunjungannya ke Indonesia, rombongan Delegasi Bulan Sabit Merah (BSM) Bangladesh mengunjungi salah satu wilayah pelaksana Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM) PMI di Markas PMI Kota Bogor dan Kelurahan Tanahbaru, Bogor, Jawa Barat. 

Sebanyak 13 personil BSM Bangladesh berdiskusi secara langsung dengan relawan berbasis masyarakat atau SIBAT membicarakan teknis pelacakan (Catat, Lapor, Aksi) atau surveilans berbasis masyarakat. 

Relawan SIBAT telah melakukan SBM surveilans berbasis masyarakat sejak 2019
untuk membantu mendeteksi gejala penyakit di masyarakat.

Selama kurun waktu 2019-2023, relawan masyarakat di Kota Bogor melaporkan sekitar 120
gejala penyakit dari masyarakat yang kemudian diteruskan kepada fasilitas kesehatan manusia/hewan (puskesmas/Puskeswan) untuk didiagnosa berdasarkan gejala klinis dan atau
dilengkapi dengan hasil laboratorium. 

Para relawan menindaklanjuti laporan tersebut dengan melakukan promosi dan penyuluhan kesehatan untuk mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB).

Mereka berhasil mendeteksi penyakit prioritas yang ada di Kelurahan Tanahbaru, seperti DBD,
TBC, Rabies, Flu burung, kejadian tidak biasa pada manusia dan hewan, bahkan COVID 19. 

PMI Kota Bogor rutin melakukan penyuluhan kesehatan di masyarakat sehingga masyarakat
percaya dengan PMI dan ketika mengalami suatu gejala penyakit, mereka dengan sukarela
melapor ke relawan PMI yang ada di masyarakat melalui SBM.

Sistem satuSBM memudahkan relawan SIBAT untuk mendata dan membuat laporan tentang
tanda dan gejala penyakit masyarakat. Laporan tersebut kemudian diberikan kepada pihak
Puskesmas/Puskeswan setempat yang ditindaklanjuti dengan memberikan akses layanan
kesehatan ke masyarakat. 

Kepala puskesmas Kelurahan Tanahbaru mengatakan keberadaan
relawan SIBAT sangat membantu pihak puskesmas Untuk menjaring kasus penyakit di
masyarakat secara cepat, deteksi dini dan pencegahan penyebarluasan penyakit di
masyarakat.

“Kami sangat terbantu dengan keberadaan SIBAT di masyarakat, apalagi populasi di Bogor
sangat padat, sedangkan tenaga kesehatan kami terbatas. Dengan adanya relawan di
masyarakat, sangat membantu kami untuk menjaring kasus penyakit di masyarakat,” kata
Kepala Puskesmas Kelurahan Tanahbaru.

Kelurahan Tanahbaru memiliki 23 relawan SIBAT yang aktif melakukan SBM. Sebelumnya,
mereka direkrut dan dilatih oleh PMI Kota Bogor mengenai bagaimana menerapkan SBM.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal BSM Bangladesh Kazi Shofiqul Azam menjelaskan pihaknya
banyak belajar mengenai kolaborasi lintas sektor antara relawan masyarakat, PMI Kota Bogor,
Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, puskesmas/puskeswan.

“Kami melihat koordinasi diantara relawan, PMI cabang, dan fasilitas kesehatan di desa dalam
menerapkan SBM sangat kuat. Sehingga sangat membantu masyarakat dan yang paling penting,
PMI membantu mencegah terjadinya KLB. Hal ini menjadi pembelajaran penting untuk kami
bawa dan kami coba terapkan di negara kami,” jelasnya.

Selama di Indonesia, delegasi BSM Bangladesh juga melakukan diskusi terkait SBM di Indonesia
bersama Kemenko PMK, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BNPB dan mitra Global Health Security seperti IFRC, WHO, FAO, dan Indonesia One Health University Network (INDOHUN).

Delegasi BSM Bangladesh direncanakan kembali ke negaranya pada Jumat, 8 Maret 2024 setelah 6 hari kunjungannya di Indonesia. (min)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url