PMI NTT Dapat Dukungan Program Siap Siaga dari IFRC dan DFAT
lintas86.com, Denpasar - Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapat dukungan program SIAP SIAGA melalui PMI Pusat dengan dukungan Kemitraan dari IFRC dan DFAT Australian Government yang akan dilaksanakan pada tahun 2024. Hal ini disampaikan dalam kegiatan Workshop Kemitraan dan Sinergitas Program SIAP SIAGA yang dilaksanakan di Hotel Grand Palace, Denpasar pada Selasa (26/03/2024).
Program SIAP SIAGA PMI bertujuan untuk memperkuat pengelolaan risiko bencana dengan fokus peningkatan kapasitas Indonesia dalam mencegah, mempersiapkan dan merespon bencana secara cepat dan tepat dengan keterlibatan antara Australia dan Indonesia.
Dalam pembukaan kegiatan workshop, Ketua PMI Provinsi Bali I Gusty Bagus Alit Putra, SH., S.Sos., M.Si menyampaikan ucapan terima karena telah memilih Bali menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan ini. Ia menyampaikan “terima kasih karena telah memilih Bali sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan ini. Kami merasa bangga atas kehadiran bapak/ibu di Bali dan semoga sempat berkunjung ke tempat-tempat wisata serta berbelanja di UMKM yang ada”. Terkait kegiatan SIAP SIAGA tentunya, PMI Bali sebagai salah satu wilayah program akan sangat mendukung dan PMI Bali dibentuk sejak tahun 1963 pada saat letusan Gunung Agung. “Bali juga merupakan daerah rawan bencana dan PMI Bali dibentuk pada saat letusan gunung Agung pada tahun 1963. Dan pengalaman bergabung di PMI itu merupakan suatu pengabdian untuk mendukung kemanusiaan”, tandas Brigjen (Purn.) TNI ini.
Lebih lanjut, Perwakilan DFAT Indonesia Hendri Pirede menegaskan terkait komitmen DFAT untuk mendukung program SIAP SIAGA di Indonesia. “Ada pembelajaran menarik dari program sebelumnya khususnya sharing pencapaian penanggulangan covid-19 yang sudah dilakukan oleh teman-teman PMI sehingga hal baik ini perlu kita terapkan dalam kegiatan PRB yang lain. Sedangkan untuk fokus program SIAP SIAGA yang akan dilaksanakan di 4 wilayah program yaitu Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB bertujuan untuk mendukung capaian 4 objektif program yaitu Penguatan Kelembangaan Nasional, Penguatan subnasional; Provinsi dan Kabupaten/Kota, Regional Indo-Pasifik dalam Upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dan Knowlegde Management dan Monitoring Evaluasi", tandasnya.
Dalam konteks kebencanaan, PMI sudah bekerja secara sungguh-sungguh dan tentunya telah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Maka dalam sambutannya, perwakilan IFRC Vijay Kumar Umidi mengatakan bahwa “Indonesia menjadi negara yang memiliki banyak bencana dan PMI sudah mengambil peran yang baik sehingga tumbuh kepercayaan dari masyarakat kepada PMI”. Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa dampak bencana membuka peluang untuk membangun kemitraan dan koordinasi lintas sektor sehingga perlu penguatan kapasitas. “Kita perlu ingat bahwa setiap respon harus melibatkan masyarakat terdampak dan harus dibangun koordinasi lintas sektor sehingga penanggulangan bencana dapat berjalan secara cepat dan tepat”, ungkap Koordinator Program IFRC ini.
Sedangkan Perwakilan PMI Pusat, Sunarbowo Sandi menyampaikan bahwa program SIAP SIAGA yang akan dilaksanakan di 4 wilayah ini harus berbasis pendekatan yang adaptif. Tentunya program SIAP SIAGA ini akan mendukung penguatan kontribusi PMI di tingkat Nasional dan Lokal serta membangun kemitraan di level Internasional. Ia menegaskan bahwa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan program ini adalah manajemen risiko bencana dan alokasi sumber daya bersama untuk penanggulangan bencana. Lebih lanjut, Ia menerangkan terkait 4 pilar yang menjadi kunci pelaksanaan kegiatan SIAP SIAGA. “Ada 4 indikator yang hendak kita capai dalam program ini yaitu Adaptasi Perubahan Iklim dan Aksi Antisipasi, Kesiapsiagaan dan Respon Bencana yang Efektif, Pengarusutamaan Protection Gender and Inclusion (PGI) dan Kerja Sama di level Nasional dan Internasional”, ungkap Wakasekjen PMI Pusat ini.
Kegiatan Workshop Kemitraan dan Sinergitas Program SIAP SIAGA ini dilaksanakan di Grand Palace Hotel, Denpasar yang diikuti oleh PMI Pusat, DFAT, IFRC, AmCross, PMI Jawa Timur, PMI NTT, PMI Bali, PMI NTB, Perwakilan BNPB dan BPBD dari 4 Provinsi, dan juga lembaga Mitra PMI Bali yaitu DLHK, BMKG, HWDI, Paladium, PMI Kabupaten Bangli dan Klungkung. (min)