International Heat Action Day: Langkah Antisipasi Panas Ekstrem | lintas86.com

International Heat Action Day: Langkah Antisipasi Panas Ekstrem



lintas86.comSurabaya - Usai terpilih sebagai percontohan Kota Tangguh Menghadapi Panas Ekstrem, Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Surabaya dan PMI Jawa Timur yang didukung oleh American Red Cross dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda menggelar “International Heat Action Day” pada 2 Juni 2024.

Kegiatan kampanye antisipasi panas ekstrem ini atau "International Heat Action Day" di Surabaya dihadiri dan diikuti oleh tokoh-tokoh penting, yaitu Ketua PMI Kota Surabaya/Sekda Surabaya, perwakilan IFRC Mr. Elkhan Rahimnov, Pengurus PMI Pusat bidang Humas & Hubungan Internasional Ibu Ninik Kun Naryatie, perwakilan dari American Red Cross Muhrizal Harris, Kepala Biro Humas & HI PMI Pusat, Sekretaris PMI Provinsi Jatim Edi Purwinarto, serta perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Surabaya. 

Acara dipusatkan di Taman Bungkul Surabaya dan diisi dengan berbagai ajakan untuk menyelamatkan bumi dari kondisi panas yang sudah terjadi.

Dokter Paul Agus Dwiyanu, Spesialis Paru Konsultan Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Surabaya, menjelaskan bahwa acara ini merupakan bagian dari Program Coastal Climate and Heat Action Project (CoCHAP), proyek PMI yang menjadikan Surabaya sebagai percontohan.

"Di situ kita kampanye, agar orang kalau ditanya tahu istilah panas esktrem, CoCHAP," kata Paul saat Forum Group Discussion (FGD) di kantor UDD PMI Surabaya, Rabu (8/5/2024).

Tak berhenti di kampanye, akan ada survei yang hasilnya dianalisis, kelompok yang termasuk rentan panas ekstrem akan diajarkan adaptasi.

"Mungkin sektor-sektor bisa menyediakan fasilitasnya. Utamanya juga dalam pribadi dan rumah tangga, apa yang dilakukan," terang Paul. Menurutnya, upaya ini sebagai metode mempersiapkan diri menghadapi gelombang panas ekstrem yang akan terjadi.

Sementara itu, Shanas Prayuda, Ketua Tim Meteorologi BMKG Juanda, mengungkapkan bahwa musim kemarau sudah mulai akhir April 2024 lalu.

“Sudah dirasakan awal Mei, kondisi cuaca panas pas siang terutama. Masih ada potensi hujan meski ringan atau sedang, tapi kondisi dominan cerah,” beber Shanas ditemui usai FGD.

Selain Kota Surabaya, Kota Medan juga terpilih sebagai percontohan kota tangguh menghadapi panas ekstrem.

Ikhsan, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya yang juga Ketua PMI Surabaya, menilai bahwa ketahanan masyarakat untuk tetap beraktivitas ketika cuaca panas perlu disiapkan karena peningkatan suhu tidak bisa dihindari. Jika tidak, akan berdampak pada pengurangan produktivitas masyarakat.

Berdasarkan pantauan BMKG, lanjut Shanas, ancaman panas ekstrem terlihat dari tahun ke tahun memang suhu panas meningkat.

“Konsennya, daerah perkotaan punya panas lebih dibanding pedesaan,” imbuhnya.

Meskipun jika dilihat dari data, suhu panas di Kota Surabaya saat musim kemarau sekalipun masih masuk kategori normal, Shanas menekankan bahwa persepsi masyarakat menyatakan bahwa cuaca terasa sangat panas di musim kemarau.

“Ada namanya panas dirasakan, gabungan antara suhu yang terbaca termometer dan kelembapan udara jadi menghasilkan panas yang dirasakan,” katanya.

Meski kemungkinan panas ekstrem masih jauh, Shanas menegaskan bahwa kampanye “International Heat Action Day” tetap perlu dilakukan, sebagai langkah antisipasi.

“Manusia punya adaptasi yang baik. Dari tahun ke tahun suhu udara cenderung naik, tapi dengan adaptasi, manusia menyesuaikan. Tapi, orang yang rentan akan panas punya dampak lebih. Itu yang masih digodog, bagaimana menyusun wilayah yang rentan, kelompok rentan,” tandasnya. (min)
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url