DFAT dan Australian Red Cross Monitoring Program Siap Siaga di Jatim
DFAT dan Australian Redcross saat monitoring program Siap Siaga di Pusdiklat PMI Jatim |
Program yang berfokus pada peningkatan kesiapsiagaan bencana ini merupakan hasil kerjasama antara DFAT, Australian Red Cross, dan Palang Merah Indonesia (PMI).
Bramantio, staf penanggulangan bencana PMI pusat, menjelaskan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk melihat langsung progres dan pembaruan dari program Siap Siaga. Selain hari ini meninjau kegiatan Sosialisasi Anticipatory Action dan Lokalatih Pemanfaatan Prakiraan Cuaca MOSAIC di Pusdiklat PMI Jatim kunjungan ini juga untuk melihat dukungan lain yang diberikan oleh DFAT dan Australian Red Cross, seperti dukungan kontijensi wabah folio di Pamekasan yang akan dikunjungi pada Kamis, 25 Juli 2024.
Bramantio, staf penanggulangan bencana PMI pusat, menjelaskan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk melihat langsung progres dan pembaruan dari program Siap Siaga. Selain hari ini meninjau kegiatan Sosialisasi Anticipatory Action dan Lokalatih Pemanfaatan Prakiraan Cuaca MOSAIC di Pusdiklat PMI Jatim kunjungan ini juga untuk melihat dukungan lain yang diberikan oleh DFAT dan Australian Red Cross, seperti dukungan kontijensi wabah folio di Pamekasan yang akan dikunjungi pada Kamis, 25 Juli 2024.
Program Siap Siaga ini fokus pada pengembangan kapasitas di markas provinsi dan kabupaten, serta peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan aksi antisipasi, perubahan iklim, dan peringatan dini. Kerjasama ini akan berlangsung hingga 2027 di Jawa Timur dengan tujuan mengelola kapasitas bencana di semua kabupaten, mendukung organisasi dan sumber daya manusia. .
“Tim dari DFAT dan Australian Red Cross juga ingin melihat strategi dan sinergi kolaborasi PMI dengan BPBD serta pemangku kepentingan lain yang terkait dengan program Siap Siaga,” Ungkap Bramantio kepada lintas86.com. Rabu, (24/07/2024)
"Kunjungan ini juga menandai awal kerjasama lanjutan program Siap Siaga yang akan diperpanjang hingga tahun 2027 untuk wilayah Jawa Timur. Program ini menitikberatkan pada pengembangan kapasitas di tingkat markas provinsi dan kabupaten, terutama dalam hal peningkatan kapasitas sumber daya manusia, seperti yang di laksanakan di Pusdiklat ini juga dibeberapa Kabupaten seperti di Ponorogo, Nganjuk,". Jelasnya
“Tim dari DFAT dan Australian Red Cross juga ingin melihat strategi dan sinergi kolaborasi PMI dengan BPBD serta pemangku kepentingan lain yang terkait dengan program Siap Siaga,” Ungkap Bramantio kepada lintas86.com. Rabu, (24/07/2024)
"Kunjungan ini juga menandai awal kerjasama lanjutan program Siap Siaga yang akan diperpanjang hingga tahun 2027 untuk wilayah Jawa Timur. Program ini menitikberatkan pada pengembangan kapasitas di tingkat markas provinsi dan kabupaten, terutama dalam hal peningkatan kapasitas sumber daya manusia, seperti yang di laksanakan di Pusdiklat ini juga dibeberapa Kabupaten seperti di Ponorogo, Nganjuk,". Jelasnya
Bramantio juga menyampaikan beberapa kegiatan yang dilakukan meliputi pelatihan antisipasi bencana dan perubahan iklim, sistem peringatan dini, serta sosialisasi kepada para pemangku kepentingan terkait seperti BPBD dan Palladium, mitra PMI dalam mengelola program Siap Siaga.
"Program ini tidak terbatas pada jumlah kabupaten/kota, tetapi lebih kepada seberapa kuat provinsi dalam mengelola kapasitas markas yang ada di wilayahnya. Pemilihan lokasi kegiatan, seperti pelatihan SIBAT di Ponorogo dan Nganjuk, mempertimbangkan kerentanan daerah terhadap bencana,". tambahnya
"Harapannya, program Siap Siaga ini dapat memperkuat kolaborasi antara PMI, Palladium, dan lembaga lainnya dalam upaya kesiapsiagaan bencana. Sinergi antar lembaga ini diharapkan dapat berjalan optimal ketika terjadi bencana, baik dalam tahap antisipasi, tanggap darurat, maupun mitigasi,". Pungkasnya (min)