PMI Gelar Sosialisasi Anticipatory Action dan Lokalatih Pemanfaatan Prakiraan Cuaca MOSAIC | lintas86.com

PMI Gelar Sosialisasi Anticipatory Action dan Lokalatih Pemanfaatan Prakiraan Cuaca MOSAIC


lintas86.com, Gresik - Dalam upaya meningkatkan kemampuan penanggulangan bencana, Palang Merah Indonesia (PMI) melalui program SIAP SIAGA mengadakan kegiatan Sosialisasi Anticipatory Action dan Lokalatih Pemanfaatan Prakiraan Cuaca MOSAIC - Masyarakat Indonesia Sadar Iklim dan Cuaca bekerjasama dengan BMKG di PMI Provinsi Jawa Timur.

Kegiatan dilaksanakan selama empat hari tanggal 22-25 Juli 2024 di Pusdiklat PMI Provinsi Jawa Timur, Gresik, dan diikuti oleh 20 orang staf bidang penanggulangan bencana perwakilan dari PMI Kabupaten di Jawa Timur.

Jeremi Tarsan, Staf Divisi Penggulangan Bencana PMI Pusat, mengungkapkan bahwa wilayah Indonesia, terutama Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB), rentan terhadap berbagai bencana alam.

 "Kita semua menyadari bahwa bencana tidak dapat dihindari, tetapi dampaknya dapat kita minimalisir. Inilah tujuan utama dari kegiatan ini: untuk mengurangi risiko dan dampak bencana terhadap masyarakat," ujarnya.


Drs. Budy Supriyanto M.Si, Kepala Pusdiklat PMI Jawa Timur saat memberikan sambutan



Dalam kegiatan ini, fokus utama adalah pada kajian hidrometeorologi dan perubahan cuaca yang menjadi faktor penting dalam memprediksi dan mempersiapkan diri menghadapi bencana.   

"Dengan adanya pemahaman yang lebih baik mengenai pola cuaca dan dampaknya, kita dapat mengantisipasi dan merespons dengan lebih efektif." Jelasnya Jeremi

Hana Kusuma Astuti, pemateri dalam sosialisasi tersebut, menjelaskan bahwa pendekatan "Anticipatory Action" bertujuan untuk meningkatkan upaya kesiapsiagaan bencana. 

"Sosialisasi ini bukan hanya sekadar penyampaian informasi, tetapi merupakan langkah konkret untuk merencanakan dan menyepakati tindakan bersama dalam meminimalisir potensi dampak dan risiko bencana yang mungkin terjadi di masa depan," ungkapnya.

Hana menambahkan bahwa pendekatan ini berlandaskan pada informasi perkiraan yang andal dan akurat. Dengan membandingkan informasi prakiraan cuaca dan analisis dari sejarah bencana yang pernah terjadi, PMI dapat menentukan luasan dampak yang mungkin timbul. 

Jeremi Tarsan, Staf Divisi Penggulangan Bencana PMI Pusat, saat sambutan


"Hal ini sangat penting agar kita bisa meminimalisir jumlah korban dan dampak negatif ketika bencana benar-benar terjadi," Jelasnya.

Lebih lanjut, Hana menekankan peran PMI dalam memberikan layanan pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan "Anticipatory Action" dan mengadvokasi pemerintah agar pendekatan ini dapat diintegrasikan ke dalam siklus penanggulangan bencana baik di tingkat nasional maupun daerah. 

"Advokasi ini sangat penting untuk menindaklanjuti peluang-peluang terkait pendanaan dan strategi yang akan diambil pemerintah," Tambahnya

Dengan langkah-langkah ini, PMI berharap dapat menjadi inisiator dalam pembinaan desa-desa untuk mengembangkan protokol aksi dini dan memberdayakan masyarakat. "Dengan begitu, masyarakat dapat lebih siap menghadapi bencana dan mampu melakukan tindakan yang tepat ketika situasi darurat terjadi," tutup Hana.

Hana Kusuma Astuti saat menyampaikan materi

Drs. Budy Supriyanto M.Si, Kepala Pusdiklat PMI Jawa Timur, menambahkan, dalam program SIAP SIAGA mengadakan kegiatan Sosialisasi Anticipatory Action dan Lokalatih Pemanfaatan Prakiraan Cuaca MOSAIC - Masyarakat Indonesia Sadar Iklim dan Cuaca yang dilaksanakan di PMI Provinsi Jawa Timur ini terdapat empat tujuan utama yang sangat relevan. 

"Pertama, peningkatan pengetahuan dalam aksi dini akan memungkinkan kita untuk mengambil langkah-langkah yang tepat sebelum bencana terjadi. Kedua, pemahaman dan penerapan strategi aksi antisipasi akan membantu kita dalam menghadapi tantangan yang mungkin terjadi. Ketiga, penggunaan sistem peringatan dini BMKG menjadi penting dalam memastikan keselamatan masyarakat. Keempat, penyebaran kunci atau tool prakiraan cuaca akan membantu mengurangi risiko dampak bencana berbasis perubahan iklim,". Ungkapnya

"Mengapa semua ini penting? Karena kita hidup dalam kondisi yang tidak menentu, di mana bencana bisa datang kapan saja. Oleh karena itu, kita harus bersiap-siap dengan dasar pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Kami berharap bahwa semua rekan-rekan di Kabupaten dan Kota dapat aktif berpartisipasi dalam program ini, sehingga kita bisa menciptakan masyarakat yang tangguh dan siap menghadapi bencana,". Jelasnya


"Mari kita bersama-sama berkomitmen untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana di daerah kita. Semoga kegiatan ini memberikan manfaat yang besar dan membawa perubahan positif bagi masyarakat Jawa Timur,". Pungkasnya (min) 
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url