PMI dan Amcross Dorong Mitigasi Bencana Gempa Bumi Melalui Retrofitting | lintas86.com

PMI dan Amcross Dorong Mitigasi Bencana Gempa Bumi Melalui Retrofitting


lintas86.com, Kebumen – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi, Jawa Barat, dan PMI Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memperkenalkan model rumah aman gempa berbasis masyarakat melalui retrofitting dalam kegiatan Latihan Gabungan (Latgab) Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) PMI Tingkat Nasional ke III 2024 yang berlangsung di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Muchrizal Harris Ritonga, Country Program Manager Palang Merah Amerika (Amcross) di Indonesia, menekankan pentingnya sosialisasi permodelan perkuatan rumah aman gempa kepada anggota Sibat di seluruh Indonesia. 

“Edukasi ini sangat penting dalam upaya pengurangan risiko bencana, khususnya gempa bumi,” ungkapnya.

Harris menjelaskan bahwa pengenalan konsep rumah aman gempa ini bertujuan untuk mendukung program kesiapsiagaan gempa bumi yang sedang dilaksanakan di Kota Sukabumi dan Banyuwangi. Program ini didukung oleh Amcross dan United States Agency for International Development (USAID).

“Banyak masyarakat yang kurang paham tentang pentingnya rumah aman gempa. Ketidaktahuan dan pengabaian terhadap aspek keamanan meningkatkan kerentanan mereka,” tambah Harris. 

Ia mencatat bahwa saat ini, warga sering kali lebih mengutamakan estetika rumah ketimbang aspek keamanan, terutama di daerah pemukiman padat penduduk.

Oleh karena itu, sosialisasi mengenai teknik retrofitting sangat diperlukan agar masyarakat memahami cara mendirikan bangunan yang aman.

“Kota Sukabumi dan Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah rawan gempa bumi, sehingga pengetahuan ini sangat krusial,” jelas Harris.

Dalam konteks konstruksi, retrofitting adalah metode untuk memperkuat bangunan dengan memodifikasi atau menambah bagian struktur agar lebih tahan terhadap beban gempa.

Salah satu peserta Sibat dari Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat, Rida Warsa, menyatakan ketertarikan yang tinggi terhadap sesi materi retrofitting berbasis masyarakat. 

“Penerapan model retrofitting ini sangat penting untuk kesiapsiagaan bencana, terutama di daerah kami yang rawan gempa,” katanya.

Rida juga mengungkapkan rencananya untuk menginisiasi pembangunan program renovasi rumah tidak layak huni (rutilahu) dengan mengadopsi teknik retrofitting, menggunakan pendanaan dari dana desa. 

“Kami akan mulai program renovasi rutilahu dengan teknik retrofitting berbasis masyarakat dalam waktu dekat,” tuturnya.

Dengan adanya kegiatan ini, PMI dan Amcross berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membangun rumah yang aman gempa, sehingga dapat mengurangi risiko bencana di masa mendatang. (min)
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url