PMI Grobogan Bekali Tim SIBAT untuk Tangani KLB
lintas86.com, Grobogan - PMI Kabupaten Grobogan terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana dan musibah. Salah satu langkahnya adalah melalui pelatihan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) yang digelar di Balai Desa Sumberagung, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan pada Selasa - Kamis (3-5 September 2024).
Pelatihan ini diikuti oleh 20 orang perwakilan dari 12 dusun di Desa Sumberagung. Materi yang diberikan meliputi kepalangmerahan, menjadi relawan PMI, konsep dasar KBBM, pemetaan, VCA/PRA, kesehatan dan pertolongan pertama berbasis masyarakat, penyusunan SOP, pertolongan pertama, dan surveilans berbasis masyarakat (SBM).
Dalam sambutannya, Sekretaris Pengurus PMI Kabupaten Grobogan, Djasman, S.Pd, menekankan pentingnya keberadaan Tim SIBAT di desa sebagai garda terdepan dalam menghadapi kejadian bencana dan musibah.
"Desa Sumberagung memiliki potensi yang besar, seperti kebun klengkeng, wisata Jowo Dhuwur, perkebunan jagung, dan lain sebagainya. Adanya Tim SIBAT akan membantu masyarakat untuk lebih cepat dan tanggap dalam menghadapi berbagai potensi bencana," ujar Djasman.
Selain itu, Tim SIBAT juga didorong untuk aktif dalam kegiatan Pengurangan Risiko Bencana (PRB), Promosi Kesehatan, Perubahan Iklim, dan pembuatan pupuk organik seperti POC, Kompos, dan Eco Enzym.
Gesit Kristyawan, Kepala Seksi Pelayanan & Kemitraan PMI Kabupaten Grobogan, menjelaskan bahwa pelatihan SIBAT akan terus dilakukan di beberapa desa.
"Kami ingin memastikan bahwa setiap desa memiliki tim yang siap siaga dalam menghadapi berbagai potensi bencana dan musibah," kata Gesit.
Antisipasi KLB dengan SBM
Salah satu fokus penting dalam pelatihan SIBAT adalah Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM). Para anggota SIBAT dilatih untuk memahami dan mampu melakukan pemetaan serta penanganan penyakit yang dapat berdampak KLB di wilayah masing-masing.
"Kami berikan materi terkait KLB dan SBM bagi anggota SIBAT agar mereka mampu menentukan aksi untuk setiap fase kejadian," ungkap Gesit.
Peserta pelatihan juga diajarkan menyusun perangkat KLB yang terdiri dari Perangkat Penyakit, Perangkat Aksi, dan Perangkat Pesan. Mereka berlatih melakukan advokasi serta sosialisasi dengan menggunakan perangkat pesan tersebut.
Untuk mendukung pelaksanaan SBM, anggota SIBAT juga dilatih menggunakan perangkat SATUSBM. Mereka akan melakukan pelaporan melalui sistem yang telah disediakan bila ada gejala penyakit yang diderita manusia maupun hewan.
Dengan pelatihan ini, diharapkan Tim SIBAT Desa Sumberagung mampu menjadi ujung tombak dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan meminimalisir dampak bencana dan KLB di wilayah tersebut. (ata/min)
Pelatihan ini diikuti oleh 20 orang perwakilan dari 12 dusun di Desa Sumberagung. Materi yang diberikan meliputi kepalangmerahan, menjadi relawan PMI, konsep dasar KBBM, pemetaan, VCA/PRA, kesehatan dan pertolongan pertama berbasis masyarakat, penyusunan SOP, pertolongan pertama, dan surveilans berbasis masyarakat (SBM).
Dalam sambutannya, Sekretaris Pengurus PMI Kabupaten Grobogan, Djasman, S.Pd, menekankan pentingnya keberadaan Tim SIBAT di desa sebagai garda terdepan dalam menghadapi kejadian bencana dan musibah.
"Desa Sumberagung memiliki potensi yang besar, seperti kebun klengkeng, wisata Jowo Dhuwur, perkebunan jagung, dan lain sebagainya. Adanya Tim SIBAT akan membantu masyarakat untuk lebih cepat dan tanggap dalam menghadapi berbagai potensi bencana," ujar Djasman.
Selain itu, Tim SIBAT juga didorong untuk aktif dalam kegiatan Pengurangan Risiko Bencana (PRB), Promosi Kesehatan, Perubahan Iklim, dan pembuatan pupuk organik seperti POC, Kompos, dan Eco Enzym.
Gesit Kristyawan, Kepala Seksi Pelayanan & Kemitraan PMI Kabupaten Grobogan, menjelaskan bahwa pelatihan SIBAT akan terus dilakukan di beberapa desa.
"Kami ingin memastikan bahwa setiap desa memiliki tim yang siap siaga dalam menghadapi berbagai potensi bencana dan musibah," kata Gesit.
Antisipasi KLB dengan SBM
Salah satu fokus penting dalam pelatihan SIBAT adalah Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM). Para anggota SIBAT dilatih untuk memahami dan mampu melakukan pemetaan serta penanganan penyakit yang dapat berdampak KLB di wilayah masing-masing.
"Kami berikan materi terkait KLB dan SBM bagi anggota SIBAT agar mereka mampu menentukan aksi untuk setiap fase kejadian," ungkap Gesit.
Peserta pelatihan juga diajarkan menyusun perangkat KLB yang terdiri dari Perangkat Penyakit, Perangkat Aksi, dan Perangkat Pesan. Mereka berlatih melakukan advokasi serta sosialisasi dengan menggunakan perangkat pesan tersebut.
Untuk mendukung pelaksanaan SBM, anggota SIBAT juga dilatih menggunakan perangkat SATUSBM. Mereka akan melakukan pelaporan melalui sistem yang telah disediakan bila ada gejala penyakit yang diderita manusia maupun hewan.
Dengan pelatihan ini, diharapkan Tim SIBAT Desa Sumberagung mampu menjadi ujung tombak dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan meminimalisir dampak bencana dan KLB di wilayah tersebut. (ata/min)