PMI Gelar Pelatihan Aksi Antisipasi Hujan Ekstrem | lintas86.com

PMI Gelar Pelatihan Aksi Antisipasi Hujan Ekstrem


lintas86.com, Jakarta – Palang Merah Indonesia (PMI) mengadakan pelatihan fasilitator aksi antisipasi hujan ekstrem bagi para personilnya, yang didukung oleh Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional (IFRC) dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT). Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 16 hingga 20 Desember 2024 di Jakarta.

Pelatihan ini diikuti oleh 38 peserta, terdiri dari 23 laki-laki dan 15 perempuan, yang berasal dari berbagai organisasi. Di antara peserta, terdapat 34 orang dari Palang Merah Indonesia, 2 orang dari Palang Merah Timor Leste, serta 2 orang perwakilan IFRC CCD Jakarta.

Dalam pelatihan ini, peserta akan dilengkapi dengan informasi berbasis ilmiah yang dikeluarkan oleh lembaga resmi seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Informasi tersebut berfokus pada pemantauan cuaca dan prakiraan cuaca berbasis dampak, yang sangat penting dalam menghadapi bencana terkait iklim.

Kepala Markas PMI Pusat, Arifin Muh Hadi, menekankan bahwa saat ini lebih dari 80% bencana yang terjadi di Indonesia berkaitan dengan iklim, seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, dan gelombang pasang. Ia mengajak semua pihak untuk memberikan perhatian lebih terhadap isu kemanusiaan ini.

“Pelatihan aksi antisipasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mendalam di jajaran Palang Merah dalam menghimpun informasi yang kredibel. Selain itu, kami ingin menterjemahkan potensi aksi yang dapat dilakukan serta mendiseminasikan informasi peringatan dini yang mudah dipahami oleh masyarakat. Hal ini diharapkan dapat mengurangi potensi risiko yang ada,” ungkap Arifin.

Sementara itu, Kepala Divisi Penanggulangan Bencana Markas Pusat PMI, Ridwan S. Carman, menambahkan bahwa PMI telah menjalin Nota Kesepahaman dengan BMKG untuk mengoptimalkan penggunaan aplikasi signature BMKG yang dapat diakses secara real-time. Ia juga menyebutkan bahwa PMI telah melakukan kajian terhadap lima sungai besar di Indonesia, termasuk Sungai Bengawan Solo, untuk melakukan pemantauan risiko banjir secara berkala.

Melalui pelatihan ini, PMI berharap dapat meningkatkan kapasitas personilnya dalam menghadapi tantangan bencana akibat perubahan iklim dan membantu masyarakat dalam mengambil langkah-langkah mitigasi yang tepat.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel ini untuk konten akun media sosial komersial tanpa seizin redaksi lintas86.com (min)
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url