140 Ribu Liter Air Bersih dari PMI Untuk Masyarakat Lewotobi


lintas86.com, Kupang - Bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT telah membawa dampak yang cukup besar dan berkepanjangan sehingga masyarakat harus mengungsi bahkan menetap di lokasi baru, karena desa asal mereka tidak bisa ditempati lagi. 

Pasca penetapan perubahan status dari transisi darurat menuju ke pemulihan pada awal Januari 2025 oleh Pemerintah Kabupaten Flores Timur (Pemda Flotim) aktivitas gunung Lewotobi meningkat bahkan menyebabkan erupsi berkala. Hasil pemantauan visual dan kegempaan, menunjukkan tren kenaikan vulkanik aktivitas G. Lewotobi, sehingga Badan Geologi melalui Siaran Pers Nomor 27/KM.05/BGL/2025 menetapkan kenaikan status dari Level Siaga (III) menjadi Awas (IV) sejak tanggal 13 Februari 2025. Menyikapi hal ini, Pemda Flotim melalui SK Bupati Flores Timur Nomor BPPD 300.2.2.5/03/BID.KL/II/2025 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Erupsi Gunung Berapi Lewotobi Laki-laki selama 6 bulan sejak 14 Februari sampai 14 Agustus 2025. 

PMI Provinsi NTT pasca terlibat dalam respon tanggap darurat bencana pada bulan November sampai akhir Desember 2024 lalu, melalui dukungan PMI Pusat dan donor Kenveu (PT Johnson & Johnson Indonesia) melanjutkan pelayanan kepada masyarakat terdampak dengan giat distribusi air bersih baik di Pos Lapangan (Poslap) maupun Pos Pengungsi Mandiri. Keterlibatan PMI untuk mendukung kebutuhan air bersih dikarenakan masyarakat mengalami kesulitan akses air bersih. 

Menanggapi hal itu, PMI Provinsi NTT kemudian berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Flores Timur dan PMI Kabupaten Flores Timur untuk melanjutkan dukungan bantuan air bersih kepada masyarakat terdampak. 

Saat ini, jumlah pengungsi akibat erupsi G. Lewotobi berjumlah 5.304 jiwa yang tersebar di Pos Mandiri sebanyak 3.118 jiwa dan Pos Lapangan sebanyak 2.186 jiwa yang tersebar di empat poslap yaitu Konga, Bokang, Kobasoma dan Lewolaga. Sedangkan warga lain sudah tinggal di hunian sementara (Huntara) dengan total 200 KK terdiri dari 114 KK (446 jiwa) warga Desa Dulipali dan 86 KK (315 jiwa) warga Desa Klatanlo. 

Langkah ini kemudian disambut baik oleh masyarakat terdampak yang berada di lokasi pengungsian. 

Mereka mengapresiasi keterlibatan PMI dan menyampaikan bahwa kehadiran PMI sangat membantu mereka dalam pemenuhan kebutuhan air bersih. 

Perwakilan masyarakat pengungsi di Poslap Kobasoma, Yohanes Yan Tuka mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan PMI melalui giat distribusi air bersih. 

"Beberapa minggu belakangan ini, pasokan air bersih untuk masyarakat pengungsi berkurang atau terhambat. Itulah yang kami rasakan di Poslap Kobasoma. Tetapi dengan kehadiran PMI selama satu minggu terakhir ini, kebutuhan air bersih sudah mulai tercukupi”, ungkap warga Desa Nawokote ini.

Lebih lanjut, Regina Nogo Wato seorang ibu yang mengungsi secara mandiri di desa Kobasoma juga mengapresiasi keterlibatan PMI dalam mendukung pemenuhan air bersih bagi masyarakat terdampak. 

"Setiap dua atau tiga hari, kami menerima air bersih dari PMI. Kami berterima kasih kepada PMI yang sudah melayani kami dengan sangat baik. Dan berharap agar PMI tetap melayani masyarakat di pos pengungsian karena kami sangat membutuhkan air bersih”, Ungkap Regina warga desa Hokeng Jaya ini.

Sedangkan relawan lapangan PMI yang ditugaskan untuk melayani giat distribusi air bersih mengungkapkan bahwa saat ini kebutuhan air bersih masyarakat terdampak baik di Poslap ataupun di Pos Mandiri cukup tinggi. Namun, kondisi cuaca yang buruk dengan intensitas hujan yang cukup tinggi sedikit menghambat percepatan distribusi di bak-bak penampung yang ada di setiap tenda pengungsian. Kalistus O. Teresus menerangkan bahwa kebutuhan air bersih masih cukup tinggi tetapi cuaca yang tidak bersahabat dengan hujan terus menerus bahkan sejak pagi hari sangat menghambat proses distribusi. Selain itu, kami juga bekerja sama dengan masyarakat di poslap untuk membersihkan tandon-tandon air yang kotor dan berlumut agar dapat digunakan untuk menampung air.

Lebih lanjut, relawan PMI Sikka ini mengatakan bahwa PMI telah membuka tenda posko di Poslap Bokang, agar proses distribusi air bersih dapat berjalan lancar dan dilakukan secara rutin setiap hari.

Wakil Sekretaris Pengurus PMI Provinsi NTT berharap agar kehadiran PMI bisa menjawab persoalan masyarakat. Severinus Poso menyampaikan air bersih itu menjadi kebutuhan pokok masyarakat pengungsi, maka PMI mesti hadir dan menjawabi persoalan yang ada. Untuk itu, kita dorong relawan dengan sarana yang ada untuk terlibat langsung dalam pelayanan distribusi air bersih kepada masyarakat terdampak. 

PMI Provinsi NTT akan mendukung giat distribusi air bersih di masa tanggap darurat ini selama 60 hari atau dua bulan sejak tanggal 14 Februari sampai 14 April 2025 nanti. 

Kadiv Pelayanan Markas PMI NTT, Adrian Jeharun mengungkapkan bahwa PMI akan melayani kebutuhan air bersih bagi masyarakat terdampak erupsi G. Lewotobi selama dua bulan. PMI Provinsi NTT telah berkoordinasi dengan PMI Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka untuk menugaskan dua orang relawan PMI dalam mendukung giat di lapangan. Tentunya, kita berharap dengan kehadiran PMI, kebutuhan air bersih di Poslap dan Pos Mandiri bisa terpenuhi. Kita juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada PMI Pusat dan pendonor yang telah membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat di lokasi pengungsian.

Adapun giat pelayanan distribusi air bersih ini menggunakan satu unit mobil tangki PMI dan melibatkan dua orang relawan PMI. Dalam pelayanan selama satu minggu ini, PMI telah mendistribusikan 140.000 liter air bersih kepada masyarakat terdampak. Mari kita terus bergerak untuk menebar kebaikan bagi mereka yang membutuhkan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel ini untuk konten akun media sosial komersial tanpa seizin redaksi lintas86.com. (min)
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url