Pembentukan Karakter Pemuda Melalui Puasa Ramadan


lintas86.com, Lumajang - “Syubbanul yaum rijalul ghad" pepatah ini artinya "Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan.” Sungguh tepat kiranya kita diskusikan ditengah maraknya pemuda menghadapi gelombang pembentukan jati dirinya. Pemuda adalah level dimana dirinya sedang membutuhkan eksistensi diri. 

Penyaluran untuk mencari eksistensi diri sangat beragam. Belajar, berprestasi, berorganisasi, bekerja, hingga berdemo merupakan pilihan sosok pemuda dalam aktivitasnya. 

Ketepatan pilihan dikaitkan dengan potensi diri meruapakan starting point masa depan. Salah pilih bentuk aktualisasi diri akan berpengaruh besar terhadap karakter dirinya menghadapi masa depan.

Bagaimanakah seharusnya mengoneksikan postur pemuda dengan “Diklat Istimewa” Puasa Ramadan? Puasa ramadan adala seruan hanya untuk orang-orang yang beriman saja. Allah SWT  memanggil khusus orang-orang yang beriman untuk berpuasa. 

Jaminan pahalanya langsung dari Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam sebuah Hadits Qudsi: “Semua amal anak Adam untuknya, kecuali puasa, Ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya”. (HR.Bukhari dan Muslim). 

Maka seorang pemuda yang beriman akan berpuasa dengan ihlas dan sungguh-sungguh. Selanjutnya muncul pertanyaan, apakah manfaat puasa ramadan terhadap karakter pemuda? Apakah hanya berlapar dan dahaga? Pertanyaan ini yang harus difahami oleh pemuda. Ketika seorang pemuda hanya mendapatkan pengalaman rasa lapar dan dahaga dalam menjalani puasa ramadan maka dia sedang menjalani kegiatan fisik saja. 

Lebih dalam lagi, puasa ramadan memiliki makna mendasar terhadap penguatan karakter pemuda. Melalui artikel ini akan dibahas 3 (tiga) manfaat puasa ramadan. 

Manfaat Pertama adalah Salimul Aqidah.  Artinya, akidahnya lurus dan selamat. Salimul Aqidah mencetak karakter hanya menyembah kepada Allah SWT zat Maha Tunggal atau penyebab yang tidak disebabkan (causa prima). Karakter yang memohon dan meminta hanya kepada Allah SWT, tidak kepada makhluk. Karakter yang tidak silau kepada tingginya jabatan, tidak menghamba pada harta, serta tidak menggantungkan nasibnya kepada orang lain. A

Manfaat Kedua adalah Shahihul Ibadah.  Karakter yang menjadikan seseorang menjalankan ibadahnya secara benar atau shahih. Ibadah yang benar adalah ibadah yang dilakukan sesuai dengan ketentuan syariat, tidak lebih dan tidak kurang. Dilandasi keihlasan dalam beribadah dan semata-mata mengharapkan ridha Allah SWT. 

Manfaat Ketiga adalah Matinul Khuluq. Karakter yang mendorong untuk memiliki akhlak yang kokoh, mengakar dalam cara berpikir, bertindak dan berperilaku. Seorang pemuda wajib memiliki akhlak yang mulia (akhlakul karimah), memiliki pribadi yang bermoral. Mengutamakan berprasangka baik, berdiskusi, berdiplomasi yang bermartabat, tidak anarkis dalam menyampaikan perbedaan. 

Sungguh, masih sangat banyak manfaat dari menjalankan puasa ramadan. Berpuasa ramadan dengan baik dan benar, akan memiliki kemampuan membedakan antara “kebutuhan” dan “keinginan.” Puasa ramadan merupakan wahana pendidikan dan latihan pembentukan karakter unggul bagi pemuda. 

Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu menjaga hati dari segala sesuatu selain Allah SWT. Kita mampu menghayati puasa sebagai ibadah yang menyucikan jiwa, sehingga hati kita terisi dengan dzikir, ibadah, dan kecintaan kepada Allah SWT. Wallahu a'lam bishawab.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel ini untuk konten akun media sosial komersial tanpa seizin redaksi lintas86.com. (min)

Penulis:*) Dr. Muchamad Taufiq, S.H., M.H., CLMA.
Editor: M Nur Amin Zabidi
*) Penulis adalah Pengajar Pascasarjana MM di ITB Widya Gama Lumajang dan Kepala Badan BangDiklat Argawana Indonesia

    

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url